TANAH
LOT BALI
Tanah lot ini merupakan
objek wisata yang sangat terkenal karena tanah lot merupakan objek yang
mempunyai bongkahan tebing yang berada ditengah pantai yang di atasnya terdapat
pura. Bongkahan tebing tersebut
pada sore hari tidak dapat dinikmati secara dekat karena adanya gejala alam
yang disebut pasang surut. Selain itu, gerakan gelombangnya yang unik dan
struktur geologinya yang menarik untuk dikaji.
A. Lokasi
Obyek
wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan,
sekitar 13 km barat Tabanan atau
25 km arah barat Kota Denpasar. Secara astronomi terletak antara 08037’10,3”
LS dan 115005’13,4” BT. Dari kota Denpasar atau Tabanan, untuk
menuju ke lokasi sangatlah mudah karena wisatawan dapat menggunakan jasa taksi,
menyewa mobil, motor, atau menggunakan jasa travel untuk menuju lokasi pura.
Untuk dapat masuk ke lokasi objek wisata tanah lot maka dikenai biaya masuk
sebesar Rp 7.500 untuk turis domestik, dan Rp 10.000 untuk turis asing. Sehingga objek wisata tanah lot merupakan tulang punggung perekonomian
masyarakat sekitar.
B.
Sejarah
Salah
satu pura di Bali yang kerap dikunjungi oleh para pelancong adalah Pura Luhur
Tanah Lot. Pura ini terletak di sebuah “pulau” karang di bagian barat Kabupaten
Tabanan, tepatnya di Desa Beraban. Menurut legenda, pura yang memiliki nama
lain Pura Pakendungan ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari
Jawa. Beliau adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan
penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad
ke-16. Pendeta yang berasal dari Blambangan tersebut, selain menyebarkan agama
di pulau Bali juga menyebarkan agama di
daerah Lombok yang dikenal dengan sebutan “Tuan Semeru”, merujuk pada sebuah
nama gunung di Jawa Timur, yaitu Gunung Semeru.
Kedatangan
Dahnyang Nirartha ke Desa Beraban konon karena mengikuti petunjuk sinar suci
yang memancar dari arah tenggara. Sinar ini ternyata menuju sebuah mata air
suci yang di dekatnya terdapat sebuah batu karang yang berbentuk burung
(masyarakat setempat menyebutnya gili
beo, yang berarti tanah atau batu karang yang menyerupai burung). Di
tempat ini, bersama para pengikutnya Danghyang Nirartha melakukan meditasi dan
pemujaan kepada Dewa Penguasa Laut sembari menyebarkan agama Hindu kepada
masyarakat setempat.
Kegiatan Danghyang Nirartha ternyata kurang berkenan
di hati pemimpin Desa Beraban, yaitu Bendesa Beraban Sakti. Bersama para
pengikutnya, ia berencana menyerang Danghyang Nirartha supaya pergi dari Desa
Beraban. Hal itu disebabkan, Bendesa Beraban Sakti iri terhadap Danghyang
Nirartha karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang
Nirartha. Beliaupun menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau
dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah
laut) sebagai tempat bermeditasi dan membangun pura Pakendungan yang lebih
dikenal dengan nama Pura Luhur Tanah Lot. Sedangkan untuk melindungi dirinya
dalam bermeditasi beliau juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura.
Menyaksikan
kesaktian sang Pendeta, akhirnya Bendesa Beraban takluk dan menjadi pengikut
setia Danghyang Nirartha. Oleh karena kesungguhannya, Danghyang Nirartha
kemudian memberikan sebuah keris suci yang dikenal dengan nama ”Jaramenara” atau Ki Baru Gajah kepada
Bendesa Beraban. Saat ini, keris keramat itu disimpan di Puri Kediri dan
diupacarai setiap Hari Raya Kuningan.
Sedangkan batu karang yang dipindahkan inilah
yang kemudian disebut tanah lot,
atau tanah di tengah laut. Sementara ular “ciptaan” Danghyang Nirartha masih
ada di dalam kompleks pura sampai sekarang. Dan secara ilmiah ular ini termasuk
jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih, memiliki warna hitam
berbelang kuning dan mempunyai racun tiga kali lebih kuat dari ular kobra,
tetapi karena umumnya ular laut sangat pasif sehingga tidak berbahaya.
C.
Pengertian Tanah Lot
Tanah lot berasal dari dua kata yaitu tanah dan
laut. Tanah yang diartikan sebagai
karang seperti pulau kecil (gili), sedangkan Lot atau lod berarti Laut. Tetapi karena suatu
pengucapan yang dianggap terlalu panjang dan tidak efektif maka disingkat
dengan tanah lot. Jadi Tanah Lot adalah pulau kecil yang terapung di laut.
Tanah lot tersebut merupakan tanah yang berupa tebing yang berada di tengah
pantai atau tebing yang berada di pinggir laut. Dan di atas tebing tersebut
terdapat pura. Pura Luhur Tanah Lot atau biasa disingkat menjadi Pura Tanah Lot
merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan, yaitu pura yang dipercaya oleh orang
Hindu sebagai sendi-sendi penjaga pulau dewata.
Pura
Tanah Lot merupakan tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Pura ini
memiliki ciri khas sebagai pura yang terletak di “tengah” laut (terletak
sekitar 50 meter dari pantai ketika pasang). Apabila air laut pasang, maka pura
ini akan dikelilingi oleh air, sehingga tampak benar-benar di tengah laut.
Apabila ingin menjelajahi keindahan pura, ada baiknya untuk datang pada sore
hari, sebab biasanya air laut sedang surut. Sementara pada pagi hari, air laut
kerap kali pasang sehingga wisatawan tidak bisa mencapai pelataran pura. Namun,
apabila sedang bulan purnama, pada sore hari pun air laut biasanya tetap
pasang.
Para
pelancong yang berkunjung ke Pura Tanah Lot hanya diperbolehkan memasuki
pelataran pura. Bahkan, bagi wanita yang sedang haid/datang bulan dilarang
untuk memasuki pura. Hal ini karena tempat tersebut dianggap keramat, sehingga
tidak semua orang boleh menjamah ruang pemujaan di dalamnya. Hanya umat Hindu
yang akan bersembahyang atau melakukan ritual agama saja yang diperbolehkan
memasuki tempat pemujaan. Selain pura, daya tarik lainnya adalah sumber air tawar, ular suci dan juga
keindahan alam seperti sunset.
Sumber
air tawar yang disebut Tirta Pabersihan ini merupakan air suci yang
dikeramatkan. Sumber air tawar ini, berada di tengah deburan air laut yang
asin, yang dapat digunakan oleh para pengunjung maupun umat Hindu untuk
menyucikan diri. Di tempat ini, orang-orang dapat mencuci muka atau anggota
badan lainnya sembari memanjatkan doa. Konon, dengan cara itu permohonan akan
terkabulkan. Daya tarik lainnya adalah ular suci yang menurut cerita merupakan
ciptaan Danghyang Nirartha sebagai ular penjaga pura. Setiap orang dapat melihat atau memegang ular ini sambil
meletakkan uang receh atau uang koin. Meskipun termasuk ular beracun, tetapi
ular tersebut tidak berbahaya. Pada waktu melihat atau memegang ular ini, dapat
pula meminta melakukan permohonan.
Apabila
beruntung, wisatawan dapat menyaksikan ritual Odalan atau hari jadi Pura
Tanah Lot yang diperingati setiap 210 hari sekali. Perayaan Odalan biasanya
dilaksanakan mendekati perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Pada perayaan
ini, warga Hindu akan berduyun-duyun datang bersembahyang dan memohon berkah di
pura ini. Sebagai
tempat pemujaan, bagunan pura tersebut memiliki beberapa fungsi yaitu:
- Candi Tanah Lot sebagai Dang Kahyangan (candi besar Kudus di Bali), karena sejarah dan Penyiwi (Orang-orang yang memperhatikan bait) berasal dari masyarakat lokal dari Kabupaten Tabanan dan sekitarnya.
- Tanah Lot sebagai candi Segara, karena fungsinya sebagai tempat suci untuk menyembah Bhatara Segara, Allah dengan manifestasi sebagai laut kekuatan Keilahian.
Fungsi
utama bangunan candi terletak di kawasan pura utama. Dimana tempat ini, terdapat sebuah pura utama
untuk menyembah Tuhan dalam bentuk Dewa Baruna atau Bhatara Segara, daya laut. Di tanah lot, tempat ibadahnya terdiri
dari 5 bangunan pura dengan 3 bangunan candi yang terkenal berada di bagian
utara yang digunakan untuk menyembah ke dewa Dang Hyang Nirartha. Ketiga bangunan candi
tersebut adalah candi Batu Bolong, candi Batumejan dan candi Enjung Galuh Bait.
Untuk dapat membedakan status candi di Tanah
Lot, maka dapat diketahui dari sejarah candi, fungsi candi dan urutan pemujaan
pada saat upacara diadakan. Dan da
Selain
itu, wisatawan juga dapat
menikmati event wisata bertajuk Tanah Lot Spectacular. Berbagai
macam perlombaan dan seni pertunjukan diadakan dalam event ini, di
antaranya lomba lari 10 kilometer, lomba layang-layang, pertunjukan tari kecak
kolosal, serta okokan dan tektekan kolosal.
E.
Kondisi Sosial Budaya
Dari segi sosial budaya, Tanah Lot merupakan tempat
pemujaan agama hindu. Sehingga pada hari-hari tertantu diadakan upacara besar.
Pada saat dilaksanakan upacara besar, warga yang ada di sekitar Tanah Lot
berduyun-duyun saling bahu-membahu untuk melangsungkan upacara, dengan begitu
rasa kekeluargaanya menjadi sangat kental.
Sedangkan dari segi ekonomi, Tanah Lot yang menjadi tempat
wisata dapat mendatangkan pemasukan bagi pemerintah daerah serta dapat
mensejahterakan masyarakat dengan mendirikan toko-toko di sepanjang jalan
menuju Tanah Lot. Banyak warga yang menjual sovenir dan makanan, sehingga
wisatawan tidak perlu susah atau bingung mencari sesuatu yang dibutuhkan.
F.
Potensi Tanah Lot
1. Atraksi
Atraksi yang menjadi daya
tarik wisatawan adalah adanya pura yang ada ditengah pantai, ular yang dianggap
suci oleh warga sekitar, pantai dengan ombak yang kuat dan sunset. Untuk dapat melihat sunset wisatawan dapat mengunjungi
objwk wisata Tanah Lot pada sore hari, tetapi tidak apat melihat pura secara
dekat karena air laut sedang pasang. Meskipun begitu, disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat
sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan
daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Sehingga para wisatwan
dapat mekmati pura yang ada disebelah utara pura Tanah Lot.
2. Aminity
Fasilitas yang terdapat
di sekitar kawasan tanah lot ini sangat lengkap seperti art shop, kios-kios suvenir, jasa tattoo
temporary, toilet, serta warung makan atau kedai minuman, sehingga wisatawan dapat dengan mudah mencari cinderamata. Berbagai macam tipe penginapan juga banyak
tersedia di sekitar pura, mulai dari penginapan kelas melati hingga hotel
berbintang.
3. Aktivitas
Seperti tempat-tempat
wisata yang lain yang ada di Bali, tanah lot ini mempunyai beragam aktivitas
dari mulai pedagang, jasa angkutan, sampai orang yang menunggu gua dan pura
yang didalamnya terdapat ular
Tidak ada komentar:
Posting Komentar